Friday, March 29, 2013

Minibasketball Team

This is my minibasketball team Indonesia Muda Basketball Training Camp of Malang

Bola Basket Mini adalah modifikasi permainan bola basket dewasa yang telah disesuaikan dengan kebutuhan anak baik laki-laki dan perempuan. Filosofi dari bola basket mini adalah jangan membuat anak-anak memainkan permainan yang tidak cocok untuk perkembangan fisik dan mental, tetapi perubahan permainan dewasa yang sesuai dengan mereka.
Tujuan dari Bola Basket Mini adalah untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mempersiapkan kemampuan yang akan mereka transfer ke dalam permainan bola basket yang sesungguhnya. Permainan Bola Basket dimainkan dengan bola besar, menjadi targetyang terlalu tinggi untuk kebanyakan anak-anak. Dalam bola basket mini, ukuran bola berkurang dan tinggi dari target atau keranjang, diturunkan.Bola Basket memiliki aturan teknis yang banyak, Dalam bola basket mini dikurangi menjadi lebih sederhana. Namun, aturan lebih diperkenalkan sebagai kemajuan anak dalam keterampilan dan pemahaman.Guru atau pelatih memiliki tanggung jawab untuk memperkenalkan aturan-aturan dan konvensi permainan yang sesuai dengan perkembangan anak-anak. Sehingga permainan ini dapat dimainkan di berbagai tingkatan:1 v 1 atau 2 v 2 pada area bermain improvisasi namun aman, mungkin dalam satu keranjang, didirikan pada dinding luarA 3 v 3 praktik atau persaingan di sebuah aula sekolah atau gedung olah raga.
Ketika anak-anak sudah siap,aturan yang diterapkan untuk permainan akan mulai dengan aturan dasar berikut:
1.Untuk memenangkan permainan Anda harus skor keranjang lebih dari lawan Anda.
2.Anda perlu menjaga diri dan bola di dalam area bermain (pemain di luar batas & bola keluar aturan batas).
3.Anda tidak dapat berjalan atau berlari sambil memegang bola, sehingga untuk bergerak di lapangan Anda harus menggiring bola (bepergian aturan).
4.Anda tidak bisa menggiring bola dengan dua tangan pada waktu yang sama atau menggiring bola lagi setelah menangkap bola (menggiring bola ilegal).
5.Anda tidak bisa melakukan kontak tidak adil (busuk pribadi).

Teknik Dasar Bolabasket Mini

1.    Dasar body control
            Permainan bolabasket adalah permainan yang menggunakan kecepatan, (kaki dan tangan) kesigapan keseluruhan gerak tubuh dalam waktu yang tepat. Pergerakan dasar (fundamental movement) kadang juga disebut sebagai dasar dari olahraga bolabasket (basic of basketball) yang merupakan sesuatu yang penting untuk dipelajari oleh semua pemain bolabasket. Pergerakan yang efektif dan efisien akan meghemat tenaga, waktu dan untuk mengurangi gerakan yang berlebihan sehingga mampu untuk mengembangkan keseimbangan dan kecepatan.
            Seorang pemain bolabasket harus selalu bergerak dan mempunyai tujuan tertentu, sehingga dalam setiap pergerakan memerlukan kecepatan, keseimbangan, dan fokus kepada tujuan-tujuan yang akan dilakukan. Setiap pemain harus belajar untuk siap bergerak kapanpun, berlatih untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam basic basketball position dengan cepat dan terarah.
Kosasih (2008:2) berpendapat “ ada 6 (enam) fundamental dan pergerakan dasar bolabasket yaitu (1) Stance (cara berlari), (2) Start (mulai bergerak), (3) Step (langkah pergerakan kaki), (4) Turn (berputar), (5) Stop (berhenti), (6) Jump (melompat)”.

a.    Quick stance
Kosasih (2008: 3) menarik kesimpulan sebagai berikut.
Bagian terpenting dalam quick stance adalah membuat pemain melakukan serta mempertahankan dalam posisi lutut jongkok, siku ditekuk, dan semua persendian harus lentur dan siap. Latihan ini dilakukan rendah kearah lantai. Pemain yang berada di posisi yang lebih rendah akan mampu melompat lebih tinggi, lebih meletup (explosive) kea rah ring basket, lebih cepat saat melakukan defense maupun offense, serta baik di dalam melakukan penguasaan bola di udara ataupun dibawah.

Sangat diperlukan latihan quick stance dengan perasaan (feeling) dengan tujuan untuk mengasah kesiapan, kecepatan, dan kesigapan bergerak. Mempertahankan dan menjaga posisi dasar quick stance memerlukan kerja keras dan kemauan yang tinggi.
Menurut Kosasih (2008: 3) posisi kaki saat melakukan quick stance yaitu.
(1) Slightly staggered stance (salah atu telapak kaki berada di depan), posisi ini digunakan pemain untuk merubah ke beberapa arah, (2) Parallel stance (kedua telapak kaki sejajar dan selebar bahu), posisi ini bisa digunakan oleh pemain didalam menerima bola dengan jump stop dan untuk defender yang bertahan kearah samping.

Gambar 2.1 Slightl staggered stance dan parallel stance
           (Sumber: Kosasih, 2008: 43)

Kosasih (2008: 4) berpendapat mengenai posisi kepala dan badan dalam quick stance sebagai berikut.
Kepala adalah kunci keseimbangan tubuh, karena letaknya berada diatas tubuh, dianjurkan setiap pemain melakukan quick stance dengan membentuk segitiga dari kepala dan kedua telapak kakinya serta membuat sudut pada tekukan lutut antara 90o-120o. Posisi kepala dibelakang lutut dan telapak kaki dibuka selebar bahu.



Gambar 2.2 Posisi kepala dan badan pada sikap quick stance
                                                      (Sumber: Kosasih, 2008: 4)


Kosasih (2008: 4) menambahkan sikap quick stance pada lengan dan tungkai “ Pada saat menyerang, quick stance juga disebut triple threat position, karena bola diletakkan pada sisi dominan tubuh mendekati ketiak, dimana dalam posisi ini pemain dapat dengan cepat melakukan shooting, passing, atau dribbling
a.    Quick start
            Saat melakukan quick start , pemain harus menempatkan berat tubuhnya dengan tepat. Sebagai contoh jika kita akan melakukan slide ke kiri, maka kita harus menempatkan sebagian besar tubuh kita pada kaki kiri (Kosasih, 2008: 5).
Setelah menguasi gerakan quick stance pemain akan lebih mudah untuk menguasai sikap quick start, kerena bagian ini adalah urutan sikap dasar pemain dalam bermain bolabasket. Sebelum pemain mendapat kan bola dari rekannya, pemain selalu bergerak mencari tempat yang luang untuk mendapatkan bola, pada saat menerima bola sikap inilah yang pertama digunakan pemain bolabasket untuk mengambil tindakan selanjutnya.
Kosasih (2008: 5) menyimpulkan sebagai berikut.
Teknik yang dilakukan dalam quick start adalah (1) Lead foot first, maksudnya adalah mengambil langkah kea rah sasaran harus selalu dimulai dengan kaki yang terdekat dengan arah yang dituju. Contohnya jika akan melakukan slide ke kanan, maka kaki pertama yang digerakkan adalah telapak kaki kanan karena sasaran kita ada di sisi kanan, (2) Push step adalah gerakan slide yang menggunakan tenaga dan menggunakan langkah yang cepat namun pendek. Tekankan pada pemain soal posisi kepala dan jangan melakukan bunny hop (melompat saat melakukan slide).



Gambar 2.3 Posisi lead foot first dan push step
                                                                    (Sumber: Kosasih, 2008: 5)

b.    Quick step
Koasasih (2008: 6) berpendapat sebagai berikut.
Quick step adalah pergerakan dasar yang memungkinkan pemain bergerak dengan menggunakan kecepatan dan arah yang sesuai untuk keperluan strategi bermain bolabasket. Filosofi dari quick step adalah perubahan kecepatan (change of pace) dan perubahan arah (change of direction). Perubahan kecepatan yakni dari gerakan lambat ke gerakan cepat (slow to quick) sedangkan arah memiliki konsep menggunakan kecepatan pada waktu dan ruang yang tepat.

Melalui penjelasan sumber di atas dapat disimpulkan bahwa dalam permainan bolabasket tempo atau irama permainan sangatlah penting. Karena gerakan pelan menuju ke gerakan cepat akan mengejutkan lawan, sehingga akan lebih mudah untuk mlewati lawan. Sedangkan gerakan cepat menuju gerakan pelan akan lebih mudah untuk mengatur kembali serangan atau tindakan berikutnya.
 
c.    Quick Turn (pivot)
Kosasih (2008: 6-7) menyatakan sebagai berikut.
Pivot adalah perputaran tubuh dengan 1 (satu) kaki tumpuan yang tidak boleh berpindah tempat dan penempatan berat badan 60% pada kaki tumpuan. Dalam melakukan gerakan fundamental, pivot sangat diperlukan untuk keseimbangan tubuh. Namun dalam perkembangan bolabasket saat ini, pivot kurang dilatih pada pemain pemula sehingga pada akhirnya pemain sering melakukan kesalahan travelling. Pivot dibagi 2 jenis yaitu (1) Front turn, yakni pivot yang menggerakkan kaki bukan penumpu dan keseluruhan badan kearah depan, (2) Rear turn, yakni pivot yang menggerakkan kaki bukan penumpu dan keseluruhan badan kearah belakang.



Gambar 2.4 Front turn dan rear turn
            (Sumber: Kosasih, 2008: 7)

 d.    Quick stop
Kosasih (2008: 8) menyatakan sebagai berikut.
Quick stop dapat dibagi menjadi dua yaitu (1) Jump stop, yakni berhenti dari keadaan berlari atau slide dalam posisi quick stance dengan dua kaki bersamaan mendarat dilantai. Jump stop lebih sering digunakan untuk menghemat waktu karena hanya menggunakan satu hitungan (one count stop). Biasanya posisi akhir yang didapat adalah parallel stance, (2) stride stop, yakni cara berhenti yang dilakukan dengan dua hitungan (two count stop). Kaki pertama mendarat dilantai pada hitungan pertama dan dengan segera diikuti oleh kaki yang kedua pada hitungan yang kedua. Biasanya yang akan didapatkan pada posisi akhir adalah slightly staggered stance


Gambar 2.5 Jump stop dan stride stop
                                                                           (Sumber: Kosasih, 2008: 8)


e.    Quick jump
Kosasih (2008:9) menyimpulkan sebagai berikut.
Jumping dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu (1) two-foot-power jump, gerakan ini relatif lambat namun merupakan gerakan lompat yang paling stabil. Gerakan ini digunakan pemain saat terjadi benturan tubuh (body cantac) diudara. Pemain harus belajar untuk menggunakan momentum berlari ke quick stance, lalu jumping sehingga mendapatkan daya yang besar, (2) Quick jump, gerakan ini digunakan untuk menghemat waktu, menjaga keseimbangan , dan dilakukan pemaian saat memerlukan kecepatan untuk mengambil bola di udara. Gerakan ini berguna jika akan melakukan lompatan yang kedua dengan cepat dan seimbang sesaat setelah mendarat pada lompatan pertama. Pada gerakan ini tangan biasanya pada posisi siap (lengan diatas pundak). Tekukan lutut pada gerakan ini tidak sedalam two-foot-power-jump, (3) One-foot jump, gerakan ini sangat berguna unatuk mendapatkan lompatan maksimal. Pemain harus mengetahui cara mendarat dengan baik karena gerakan ini relatif lebih beresiko daripada kedua gerakan diatas. Gerakan ini umum digunakan pada saat pemain melakukan lay up.



Gambar 2.6 Quick jump dalam dasar body control
                                                                 (Sumber: Kosasih, 2008: 9)


1.    Ball handling
                        Ball handling merupakan dasar dalam permainan bolabasket dan perlu diketahui bahwa permainan bolabasket bukan sekedar dribble dan menembak, juga membutuhkan keterampilan dalam mengolah bola. Sebelum kita mendalami teknik-teknik dalam bermain bolabasket yang lain, kita harus mendalami dulu dasar-dasar bermain bolabasket yang benar atau belajar basic dari permainan bolabasket tersebut yaitu ball handling.
                        Belajar menjadi ball handler yang bagus sangat penting dilakukan untuk menjadi seorang pemain bolabasket yang hebat. Semua kemampuan yang paling sulit dilakukan, termasuk shooting, passing, dan dribbling selalu melibatkan ball handling. Oleh karena itu kemahiran ball handling sangat dibutuhkan dalam permainan bolabasket.
Beberapa macam gerakan ball handling adalah Around the legs, around the waist, around the head, combination, finger tips, thru the legs catch ball, behind the back catch and bounce, dan side thru da legs.
                 Disahakan setiap pemain memegang bola sendiri-sendiri. Jika tidak tersedia cukup bolabasket, bisa diganti dengan bola yang lain, misalnya bola tenis. Ketika melakukan drill, usahakan pandangan mata tetap ke depan tanpa melihat bola, supaya pemain terbiasa dengan melakukan ball handling tanpa melihat.

a)    Around the legs
Hasan (2008:44) menarik kesimpulan sebagai berikut.
Around the legs adalah latihan memutarkan bola pada kaki. Tujuannya untuk melatih tubuh agar terbiasa dengan gerakan-gerakan permainan bolabasket. Cara melakukan gerakan ini adalah (1) Kaki rapat, (2) Rendahkan badan, (3) Putarkan bola secara melingkar diantara kaki, (4) Lakukan gerakan tersebut searah jarum jam, (5) Lakukan gerakan ini dengan variasi ke arah sebaliknya, (6) Lakukan latihan ini kira-kira 20 kali hingga mahir.


Gambar 2.7 Around the legs untuk ball handling
                                                                                  (Sumber: Hasan, 2008: 44)


b)   Around the waist
                        Around the waist adalah latihan memutarkan bola pada pinggang. Tujuannya utuk melatih tubuh agar terbiasa dengan gerakan-gerakan permainan bolabasket (Hasan, 2008:45).


Gambar 2.8  Around the waist untuk ball handling
                                                                 (Sumber: Kosasih, 2008: 18)


Cara melakukan gerakan ini menurut Kosasih (2008:18) adalah sebagai barikut.
Pegang bola dengan tangan kanan lalu pindahkan ke tangan kiri melalui pinggul. Lakukan secara terus-menerus selama 30 detik, begitu pula sebaliknya”. Sedangkan Hasan (2008:45) berpendapat “ Cara melakukan gerakan ini adalah (1) Posisi badan tegak, (2) Badan rileks, (3) Kaki rapat, (4) Putarkan bola searah jarum jam pada pinggang, (5) Lakukan gerakan tersebut dengan variasi ke arah sebaliknya, (6) Lakukan latihan ini kira-kira 20 kali hingga kamu mahir.

c)    Around the head
Around the head adalah latihan memutarkan bola pada kepala. Tujuannya untuk melatih tubuh agar terbiasa dengan gerakan-gerakan permainan bolabasket (Hasan, 2008:46)

.
Gambar 2.9 Around the head untuk ball handling
                                                                 (Sumber: Kosasih, 2008: 18)

Menurut Kosasih (2008:18) cara melakukan around the head “ Pegang bola dengan tangan kanan lalu angkat kedua tangan diatas pundak, pindahkan bola ke tangan kiri secara terus menerus selama 30 detik, begitu pila sebaliknya. Sedangkan Hasan (2008:46) menyatakan “ Cara melakukan gerakan ini adalah (1) Posisi badan tegak, (2) Badan rileks, (3) Kaki rapat, (4) Putarkan bola searah jarum jam pada kepala dengan melewati bagian belakang leher, (5) Lakukan gerakan ini dengan variasi kearah sebaliknya, (6) Lakukan latihan ini kira-kira 20 kali hingga mahir”.

d)   Combination (Around the head, around the waist, around the legs)
            Pada umumnya gerakan ball handling kombinasi ini sangat menyenangkan untuk dilakukan oleh pemain pemula, karena gerakan ini tidak monoton.
Menurut Kosasih (2008:19) cara melakukan gerakan combination yaitu “ Putar bola melalui kepala, pinggul, dan kedua kaki dengan terus menerus selama 30 detik, demikian juga dilakukan dengan arah kebalikannya”.
Sedangkan menurut Hasan (2008:47) dalam bukunya mengenai around the head, around the waist, around the legs, atau combination menyatakan.
Combination adalah latihan dari ketiga gerakan around the legs, around the waist, dan around the head. Tujuannya untuk melatih tubuh agar terbiasa dengan gerakan-gerakan permainan bolabasket. Cara melakukan gerakan ini adalah (1) Lakukan gerakan around the legs, around the waist, dan around the head secara bergantian dan berkelanjutan, (2) Lakukan gerakan dengan cepat, (3) Variasi gerakan dengan menambah jumlah repetisi dalam masing-masing gerakan.



Gambar 2.10 Combination untuk ball handling
                                                                      (Sumber: Hasan, 2008: 47)


e)    Finger tips
Hasan (2008: 51) menarik kesimpulan sebagai berikut.
Finger tips drill adalah latihan mengontrol bola dengan ujung jari. Tujuannya untuk membiasakan jari-jari tangan dengan bola. Cara melakukan erakan ini adalah (1) Pegang bola dengan kedua tangan, (2) Lemparkan bola ke kiri dan ke kanan dengan jari-jari, (3) Pertahankan gerakan ini, jangan menjatuhkan bola, (4) Lakukan latihan ini kira-kira 3 menit setiap setnya, (5) Ulangi gerakan ini hingga mahir.


Gambar 2.11 Finger tips untuk ball handling
  (Sumber: Hasan, 2008: 51)


f)    Thru the legs catch ball
Hasan (2008: 48) menyatakan bahwa.
Thru the legs catch ball adalah gerakan menangkap bola pada sela-sela kaki. Tujuannya untuk melatih tubuh agar terbiasa dengan gerakan thru the legs catch ball. Cara melakukan gerakan ini adalah (1) Posisi tubuh rendah, badan agak membungkuk dan kaki agak ditekuk, (2) Lepaskan bola, lalu tangkaplah bola sebelum menyentuh lantai, (3) Tangkaplah bola dengan kedua tangan yang berada pada satu sisi kaki saja (seperti melakukan cross over), (4) Lakuakn latiha ini dengan variasi posisi kaki, kaki kanan, lalu kaki kiri, atau sebaliknya, (5) Lakukan gerakan ini dengan beberapa repetisi hingga mahir.


Gambar 2.12 Thru the legs catch ball untuk ball handling
                                                                            (Sumber: Hasan, 2008: 48)


g)   Behind the back catch and bounce
Hasan (2008: 49) dalam bukunya berpendapat sebagai berikut.
Behind the back catch and bounce adalah gerakan menjatuhkan bola di belakang tubuh kemudian dapat menagkap bola kembali. Tujuannya untuk melatih tubuh agar terbiasa dengan gerakan behind the back dan melatih reflek dalam menangkap bola. Cara melakukan gerakan ini adalah (1) Posisi tubuh rendah, (2) Taruh bola pada belakang tubuh, (3) Jatuhkan bola dengan cara kedua tangan mengayun kedepan dan biarkan bola memantul sekali, (4) Sebelum bola jatuh kembali, tangkap bola dengan kedua tangan, (6) Lakukan gerakan ini dengan beberapa repetisi hingga mahir.


Gambar 2.13 Behind the back catch and bounce untuk ball handling
                                                                  (Sumber: Hasan, 2008: 49)


h)   Side thru da legs
Menurut Hasan (2008: 50) dalam bukunya berpendapat tentang gerakan ballhandling side thru da legs sebagai berikut.
Side thru da legs adalah gerakan memutarkan bola pada sela-sela kaki. Tujuannya untuk melatih tubuh agar terbiasa dengan gerakan-gerakan permainan bolabasket, sekaligus melatih reflek dalam mengontrol bola. Cara melakukan gerakan ini adalah (1) Badan sedikit membungkuk dan mengarahkan pandangan kedepan, (2) Posisi kaki kanan dan posisi kaki kiri dibelakang, (3) Buatlah posisi kuda-kuda rileks, (4) Putar bola mengelilingi kaki dengan dibantu kedua tangan, (5) Melakukan variasi kaki dalam melakukan gerakan ini (kaki kanan atau kaki kiri), (6) Lakukan gerakan ini dalam beberapa repetisi hingga mahir.



Gambar 2.14 Side thru da legs untuk ball handling
                                                                   (Sumber: Hasan, 2008: 50)

2.    Dribbling (menggiring bola)
                        Menggiring bola adalah membawa lari bola kesegala arah sesuai dengan peraturan yang ada (Ahmadi, 2007: 17). Menurut Hasan (2008: 52) yaitu “ Dribbling technique adalah teknik menggiring bola dengan tujuan agar dapat mengontrol bola dengan baik dan bola tidak mudah direbut oleh lawan”. Sedangkan Kosasih (2008: 38) menyatakan “ Dribble pada dasarnya adalah gerakan yang harus mengarah pada ring”.
            Situasi saat pemain memegang bola dan belum melakukan dribble sering disebut dengan bola hidup. Pemain harus belajar melakukan dribble tanpa melihat bola, dan membiasakan mata melihat keseluruh/sekeliling lapangan. Dribble pada dasarnya merupakan gerakan yang harus mengarah pada ring, namun dribble juga menjadi cara untuk membuka peluang bagi pemain lain agar bias membuka ruang untuk mencetak poin.
            Dribble dilakukan dengan menggunakan kekuatan dari siku, pergelangan tangan, telapak tangan, jari-jari, dan sedikit bantuan dari bahu. Jari-jari harus selalu rileks tetapi tegas menekan bola ( Kosasih, 2008: 38 ).

Gambar 2.15 Teknik dasar Dribble
                                     (Sumber: Kosasih, 2008: 37)


Dribble yang legal/diperbolehkan yaitu selama posisi tangan tidak berada di bawah bola dan bola harus meninggalkan tangan sebelum kaki tumpuan (foot pivot) berpindah posisi (Kosasih, 2008: 39).


Gambar 2.16 Posisi Tangan Legal dan Illegal dribble
                                                                                (Sumber: Kosasih, 2008: 39)

Kosasih (2008: 38) berpendapat.
Pada saat berhenti melakukan dribble, posisi yang dianjurkan adalah quick stop dengan tujuan untuk menghindari travelling. Tangan yang lemah dalam dribble harus terus dilatih agar seimbang antara kemampuan dribble tangan kanan dan dribble tangan kiri. Tangan yang tidak melakukan dribble digunakan untuk melindungi bola dari defender.

Sebelum melakukan dribble pemain harus tahu apa tujuan yang akan diambil. Tujuan pada umumnya adalah untuk melewati defender dan mencetak point. Kebiasaan pemain melakukan dribble di tempat atau melakukan drible sekali dua kali dribble adalah kebiasaan yang harus dihilangkan, karena jika bola mati maka defender akan lebih mudah untuk merebut bola. Penggunaan dribble harus mempunyai tujuan yang jelas, paling tidak dribble yang digunakan mampu merubah arah pergerakan defender. Dalam pertandingan, keterampilan dribble yang dilakukan dengan baik dapat meningkatkan potensi menyerang dengan berbagai cara.

3.    Passing (operan) dan Catching (menangkap)
a.    Passing (operan)
                        Passing technique adalah gerakan latihan-latihan dasar dalam mengoper bola dengan tujuan untuk menciptakan kerjasama kepada rekan satu tim (Hasan, 2008: 81). Olahraga Kita dalam situs (http://ciluman.blogspot.com/2011/03/teknik-passing-adalah-usaha-ataupun.html) yang diakses pada November menyimpulkan”  passing adalah usaha ataupun upaya seorang pemain dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujannya adalah untuk mengoperkan bola yang dimainkan kepada teman seregunya”.
            Pada umumnya teknik dasar passing sering diabaikan untuk dilatih, sehingga kemampuan pemain untuk melakukan passing kurang terampil. Passing harus terus dikembangkan untuk mendukung kerjasama tim agar nial-nilai permainan bisa terlihat. Salah satu nilai yang harus ditekankan kepada pemain adalah passing merupakan skill yang tercepat dan terbaik untuk mengubah arah serangan.
Menurut Kosasih (2008:26) beberapa elemen dasar dalam passing yang harus dikembangkan agar persentase turnover bisa ditekan. Elemen dasar tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Kecepatan, bola yang di-passing harus tajam, cepat, tidak terlalu keras, dan tidak terlalu pelan, (2) Target, setiap pasing haruslah tepat/akurat pada target yang spesifik. Bukan hanya orang yang akan di-pasing, tetapi sasaran /target tangan peminta bola, (3) Timing, bola harus sampai pada penerima disaat yang tepat, tidak sebelum atau sesudahnya, (4) Trik, pemain yang melakukan passing harus berusaha menggunakan tipuan unutk mengelabiu defender. Biasanya defender tertipu saat kita meggunakan tipuan mata, (5) Komunikasi antar pemain sangat diperlukan untuk mengurangi resiko turnover (komunikasi mata, suara, sinyal, dll).

Umpan yang tepat adalah salah satu kunci keberhasilan serangan sebuah tim dan penentu dari tembakan yang berpeluang besar untuk mencetak angka. Seorang pengumpan yang terampil mampu melihat seluruh lapangan, mengantisipasi perkembangan dalam pertandingan yang penuh dengan pola penyerangan dan dapat memberikan bola kepada rekan satu tim pada saat yang tepat. Masing-masing situasi pertandingan membutuhkan umpan yang berbeda. Selama pertandingan, para pemain penyerang mampu memberikan umpan yang tepat, baik kepada rekan yang tidak bergerak maupun kepada rekan yang bergerak untuk mencari peluang. Umpan-umpan yang cepat dan tepat sangat efektif untuk membongkar para pemain lawan dalam bertahan.

b.    Chest pass (operan dada)
                        Chest pass adalah gerakan mengoper bola se-level dada. Tujuannya agar bola yang dioper dapat mudah diterima dengan baik oleh rekan satu tim (Hasan, 2008: 81). Menurut Kosasih (2008: 28) menyebutkan “ Chest pass adalah jenis passing yang paling efektif apalagi pada saat pemain tidak dijaga”.
            Operan dada dengan dua tangan merupakan operan yang sering digunakan dalam pertandingan bolabasket. Operan ini sangat bermanfaat untuk jarak pendek dengan perhitungan kecepatan, kecermatan, dimana teman yang akan menerima tidak terjaga ketat oleh defender. Kosasih ( 2008: 28 ) megatakan “ Urutan teknik cest pass dimulai dengan posisi triple threat dan pada saat memegang bola ibu jari menghadap ke atas. Arah putaran bola adalah back spin atau memutar kebelakang.


Gambar 2.17 Cest pass (operan dada)
                                                                              (Sumber: Kosasih, 2008: 28)


c.    Bounce pass (Operan pantul)
                        Bounce pass adalah gerakan mengoper bola dengan cara memantulkan dengan tujuan agar bola tidak direbut oleh lawan (Hasan, 2008: 82).
Dalam bukunya Kosasih (2008:29) berpendapat.
Passing ini direkomendasikan untuk digunakan pada sasaran yang melakukan backdoor cut dan pada saat pemain di-trap sehingga kesulitan mencari passing line. Gerakan yang dilakukan hampir sama dengan chest pass, hanya saja arah bola dipantulkan ke lantai 2/3 dari jarak penerima bola. Passer perlu memperkirakan agar nantinya bola memantul ke arah pinggul penerima.

Bounce pass pada umumnya digunakan untuk menghadapi lawan yg mempunyai ukuran badan lebih tinggi dan posisi defender pada saat sedikit merenggang. Biasanya operan ini digunakan untuk menerobos pertahan lawan dengan tujuan mengoper bola kepada pemain post atau pemain bawah.

Gambar 2.18 Bounce pass (operan pantul)
                                                                         (Sumber: Kosasih, 2008: 29)

d.    Over the head pass (operan dari atas kepala)
            Over the head pass adalah gerakan mengoper bola yang digunakan apabila rekan yang akan di-passing terhalangi lawan sehingga membutuhkan bola yang melambung (Hasan, 2008:84). Pada umumnya over head pass digunakan oleh pemain yang mempunyai postur badan tinggi untuk menggerakkan bola diatas hingga lawan tidak bisa melakukan interceps bola. Over head pass sangat efektif saat tim defender menggunakan zone defense. Operan ini dilakukan pada saat passer dijaga ketat oleh defender dengan posisi sedikit merunduk.

Gambar 2.19 Over the head pass (operan dari atas kepala)
                                                           (Sumber: Kosasih, 2008: 29)

Kosasih (2008:29) menyimpulkan.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan over head pass adalah (1) Mempertahankan posisi siku setinggi kepala, bahu sebagai penopang siku (2) kuatan dorongan over head pass terletak pada bagian siku, pergelangan tangan, dan jari-jari, (3) Posisi awal ibu jari menghadap ke belakang dan posisi akhir menghadap kebelakang, (4) Arah bola keatas melewati atas kepala lawan.


e.     Baseball pass (operan samping kepala)
Hasan (2008: 83) menrik kesimpulan.
Baseball pass adalah gerakan mengoper bola yang digunakan apabila rekan berada pada jarak yang cukup jauh, sehingga dalam melakukan gerakan ini membutuhkan tenaga ekstra. Gerakan ini mirip seorang pitcher yang melakukan lemparan bola. Operan ini berfungsi untuk megoper pada jarak yang cukup jauh olehkarena itu dibutuhkan akurasi lemparan yang cukup baik. Cara melakukan gerakan ini adalah (1) Usahakan jarak antara passer dan partner cukup, (2) Lemparlah bola dengan satu tangan seakan-akan melempar bola kasti, (3) tubuh harus mengikuti arah lemparan bola (jangan melempar dengan kaku), (4) Pastikan bola sampai dengan tepat, tidak kurang atau tidak melebihi dari jarak partner, (5) Kontrol bola dengan jari-jari dan pergelangan tangan, (6) Setelah mengoper bola, posisi tangan harus lurus kedepan, (7) Terima bola dengan telapak tangan terbuka untuk menghindari bentrok antara jari dan bola, (8) Variasi latihan dengan memainkan jarak antara passer dan partner, (9) Lakukan latihan ini hingga mahir. 

Gambar 2.20 Baseball pass (operan samping kepala)
                                                                 (Sumber: Kosasih, 2008: 30)


Baseball pass sering digunakan untuk melakukan passing jarak jauh. Dengan tujuan serangan cepat dan kilat. Pada posisi awal pemain menempatkan bola di samping kepala dan posisi kaki tidak sejajar dan melempar dengan kekuatan yang diinginkan sehingga bola tepat pada sasaran yang diinginkan.

f.     Hand off pass
                        Jenis passing ini digunakan pada saat pemain menguasai bola dalam keadaan bola mati, sehingga defender berusaha merebut bola. Hand off pass diaplikasikan dengan menggunakan pivot atau salah satu kaki menumpu untuk menghindari travelling pada saat bola direbut oleh defender. Penerima harus mendekati bola atau menjemput bola dari rekan satu tim, sehingga penguasa bola hanya memberikan bola tanpa melempar bola.

 Gambar 2.21 Hand off  pass (operan dengan memberikan bola tanpa melempar)
                                                       (Sumber: Kosasih, 2008: 31)
g.    Prinsip menangkap bola (catching)
                        Prinsip catching adalah bagaimana pemain dapat menerima bola dengan tepat pada posisi quick stance (Kosasih, 2008:33). Menjemput bola suatu keharusan dalam catching, saat pemain menjemput bola dan memperkirakan bahwa defender yang mengikuti tidak dapat melakukan intercept. Dalam catching harus menggunakan kedua tangan dan dalam keadaan siap menerima bola dengan menjemput kearah bola.
Menurut Kosasih (2008:33) gerakan tangan pada saat menjemput bola dapat dibedakan menjadi 3 yaitu.
(1) Two hands up, yakni posisi tangan siap menerima bola yang mengarah pada pinggul keatas. Posisi ibu jari saling berhadapan, (2) Two hands down, yakni posisi tangan siap menerima bola yang mengarah pada pinggul kebawah. Posisi ibu jari menghadap keatas, (3) Bolock and tuck, yakni gerakan tangan jika passing melebar dari target. Penerima bola harus mengabil satu langkah pivot dan menggapai bola dengan satu tangan lalu dengan segera memegangnya dengan kedua tangan.


Gambar 2.22 Two hands up, two hands down, block and tuck
                                                                         (Sumber: Kosasih, 2008: 33)

4.    Shooting (tembakan)
                        Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia (2006:18) menjabarkan bahwa menembak adalah gerakan terakhir yang digunakan untuk mendapatkan poin. Sedangkan Hasan (2008:75) mengatakan “shooting technique adalah gerakan latihan-latihan dasar dalam menembak bola ke dalam keranjang”.
Menurut Hasan (2008: 76) dalam melakukan tembakan, beberapa hal yang harus diperatikan sebelum menembakkan bola adalah B-E-E-F.
Balance (seimbang) adalah posisi keseimbangan badan dalam melakukan tembakan. Elbow adalah posisi tangan membentuk huruf “L” dengan sudut kemiringan 90 derajat. Eyes adalah mata yang focus pada satu titik, yaitu ditengah-tengah dari ring basket. Follow through adalah posisi tubuh keseluruhan dalam melepaskan tembakan.

            Cara melakukan gerakan ini adalah (1) Posisi tubuh stabil, (2) Rendahkan tubuh dengan menekuk lutut, (3) Ketika hendak menembak, seiring tangan yang naik, tubuh juga ikut naik, (4) Lepaskan bola sewaktu tubuh mencapai titik tertinggi, (5) Biarkan bola mengalir dengan bembiarkan posisi tangan tetap menjulur ke depan (Hasan, 2008: 77).

Gambar 2.23 BEEF dalam gerakan shooting
                                                                        (Sumber: Hasan, 2008: 76)

Persentase dalam shhoting (field goal) yang dikemukakan Kosasih (2008: 46) yaitu.
Adalah sangat penting mengajarkan pada setiap pemain bukan hanya menjadi shooter tetapi menjadi scorer (pencetak angka). Agar memperoleh persentase yang baik dalam shooting, pemain harus dilatih melakukan shooting di beberapa titik. Untuk pemula, lakukanlah latihan shooting di titik-titik yang dekat dengan ring. Dengan prinsip 3D(Do it right, Do it quickly, Do it at the time), lakukanlah shooting dengan benar dan jarak yang masih dapat dijangkau. Saat persentase sudah cukup baik, berpindahlah pada titik dengan jarak yg lebih jauh.



IMBTC drill for better exercise



1 comment: