This is my minibasketball team Indonesia Muda Basketball Training Camp of Malang
Bola Basket Mini adalah modifikasi permainan bola basket dewasa yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan anak baik laki-laki dan perempuan. Filosofi dari
bola basket mini adalah jangan membuat anak-anak memainkan permainan yang tidak
cocok untuk perkembangan fisik dan mental, tetapi perubahan permainan dewasa
yang sesuai dengan mereka.
Tujuan dari Bola Basket Mini adalah untuk memberikan kesempatan
bagi anak-anak untuk mempersiapkan kemampuan yang akan mereka transfer ke
dalam permainan bola basket yang sesungguhnya. Permainan Bola Basket dimainkan
dengan bola besar, menjadi targetyang terlalu tinggi untuk kebanyakan
anak-anak. Dalam bola basket mini, ukuran bola berkurang dan tinggi dari target atau
keranjang, diturunkan.Bola Basket memiliki aturan teknis yang banyak, Dalam
bola basket mini dikurangi menjadi lebih sederhana. Namun, aturan lebih
diperkenalkan sebagai kemajuan anak dalam keterampilan dan pemahaman.Guru atau
pelatih memiliki tanggung jawab untuk memperkenalkan aturan-aturan dan konvensi
permainan yang sesuai dengan perkembangan anak-anak. Sehingga permainan ini
dapat dimainkan di berbagai tingkatan:1 v 1 atau 2 v 2
pada area bermain improvisasi namun aman, mungkin dalam satu keranjang,
didirikan pada dinding luarA 3 v 3 praktik
atau persaingan di sebuah aula sekolah atau gedung olah raga.
Ketika anak-anak
sudah siap,aturan yang diterapkan untuk permainan akan mulai dengan aturan
dasar berikut:
1.Untuk memenangkan
permainan Anda harus skor keranjang lebih dari lawan Anda.
2.Anda perlu menjaga
diri dan bola di dalam area bermain (pemain di luar batas & bola keluar
aturan batas).
3.Anda tidak dapat
berjalan atau berlari sambil memegang bola, sehingga untuk bergerak di lapangan
Anda harus menggiring bola (bepergian aturan).
4.Anda tidak bisa
menggiring bola dengan dua tangan pada waktu yang sama atau menggiring bola
lagi setelah menangkap bola (menggiring bola ilegal).
5.Anda tidak bisa
melakukan kontak tidak adil (busuk pribadi).
Teknik
Dasar Bolabasket Mini
1. Dasar
body control
Permainan bolabasket adalah permainan
yang menggunakan kecepatan, (kaki dan tangan) kesigapan keseluruhan gerak tubuh
dalam waktu yang tepat. Pergerakan dasar (fundamental
movement) kadang juga disebut sebagai dasar dari olahraga bolabasket (basic of basketball) yang merupakan
sesuatu yang penting untuk dipelajari oleh semua pemain bolabasket. Pergerakan
yang efektif dan efisien akan meghemat tenaga, waktu dan untuk mengurangi
gerakan yang berlebihan sehingga mampu untuk mengembangkan keseimbangan dan
kecepatan.
Seorang pemain bolabasket harus
selalu bergerak dan mempunyai tujuan tertentu, sehingga dalam setiap pergerakan
memerlukan kecepatan, keseimbangan, dan fokus kepada tujuan-tujuan yang akan
dilakukan. Setiap pemain harus belajar untuk siap bergerak kapanpun, berlatih
untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam basic basketball position dengan cepat dan terarah.
Kosasih (2008:2)
berpendapat “ ada 6 (enam) fundamental
dan pergerakan dasar bolabasket yaitu (1) Stance
(cara berlari), (2) Start (mulai
bergerak), (3) Step (langkah
pergerakan kaki), (4) Turn
(berputar), (5) Stop (berhenti), (6) Jump (melompat)”.
a.
Quick
stance
Kosasih (2008:
3) menarik kesimpulan sebagai berikut.
Bagian
terpenting dalam quick stance adalah
membuat pemain melakukan serta mempertahankan dalam posisi lutut jongkok, siku
ditekuk, dan semua persendian harus lentur dan siap. Latihan ini dilakukan
rendah kearah lantai. Pemain yang berada di posisi yang lebih rendah akan mampu
melompat lebih tinggi, lebih meletup (explosive)
kea rah ring basket, lebih cepat saat melakukan defense maupun offense,
serta baik di dalam melakukan penguasaan bola di udara ataupun dibawah.
Sangat
diperlukan latihan quick stance
dengan perasaan (feeling) dengan
tujuan untuk mengasah kesiapan, kecepatan, dan kesigapan bergerak.
Mempertahankan dan menjaga posisi dasar quick
stance memerlukan kerja keras dan kemauan yang tinggi.
Menurut
Kosasih (2008: 3) posisi kaki saat melakukan quick stance yaitu.
(1) Slightly staggered stance (salah atu
telapak kaki berada di depan), posisi ini digunakan pemain untuk merubah ke
beberapa arah, (2) Parallel stance
(kedua telapak kaki sejajar dan selebar bahu), posisi ini bisa digunakan oleh
pemain didalam menerima bola dengan jump
stop dan untuk defender yang
bertahan kearah samping.
Gambar
2.1 Slightl staggered stance dan parallel stance
(Sumber:
Kosasih, 2008: 43)
Kosasih
(2008: 4) berpendapat mengenai posisi kepala dan badan dalam quick stance sebagai berikut.
Kepala adalah
kunci keseimbangan tubuh, karena letaknya berada diatas tubuh, dianjurkan
setiap pemain melakukan quick stance
dengan membentuk segitiga dari kepala dan kedua telapak kakinya serta membuat
sudut pada tekukan lutut antara 90o-120o. Posisi kepala
dibelakang lutut dan telapak kaki dibuka selebar bahu.
Gambar
2.2 Posisi kepala dan badan pada sikap quick
stance
(Sumber: Kosasih, 2008: 4)
Kosasih (2008: 4) menambahkan sikap quick stance pada lengan dan tungkai “
Pada saat menyerang, quick stance
juga disebut triple threat position,
karena bola diletakkan pada sisi dominan tubuh mendekati ketiak, dimana dalam
posisi ini pemain dapat dengan cepat melakukan shooting, passing, atau dribbling”
a. Quick start
Saat melakukan quick start , pemain harus menempatkan berat tubuhnya dengan tepat.
Sebagai contoh jika kita akan melakukan slide ke kiri, maka kita harus
menempatkan sebagian besar tubuh kita pada kaki kiri (Kosasih, 2008: 5).
Setelah
menguasi gerakan quick stance pemain
akan lebih mudah untuk menguasai sikap quick
start, kerena bagian ini adalah urutan sikap dasar pemain dalam bermain
bolabasket. Sebelum pemain mendapat kan bola dari rekannya, pemain selalu
bergerak mencari tempat yang luang untuk mendapatkan bola, pada saat menerima
bola sikap inilah yang pertama digunakan pemain bolabasket untuk mengambil
tindakan selanjutnya.
Kosasih
(2008: 5) menyimpulkan sebagai berikut.
Teknik yang dilakukan dalam quick start adalah (1) Lead
foot first, maksudnya adalah mengambil langkah kea rah sasaran harus selalu
dimulai dengan kaki yang terdekat dengan arah yang dituju. Contohnya jika akan
melakukan slide ke kanan, maka kaki
pertama yang digerakkan adalah telapak kaki kanan karena sasaran kita ada di
sisi kanan, (2) Push step adalah
gerakan slide yang menggunakan tenaga
dan menggunakan langkah yang cepat namun pendek. Tekankan pada pemain soal
posisi kepala dan jangan melakukan bunny
hop (melompat saat melakukan slide).
Gambar
2.3 Posisi lead foot first dan push step
(Sumber: Kosasih, 2008: 5)
b. Quick step
Koasasih
(2008: 6) berpendapat sebagai berikut.
Quick
step
adalah pergerakan dasar yang memungkinkan pemain bergerak dengan menggunakan
kecepatan dan arah yang sesuai untuk keperluan strategi bermain bolabasket.
Filosofi dari quick step adalah
perubahan kecepatan (change of pace)
dan perubahan arah (change of direction).
Perubahan kecepatan yakni dari gerakan lambat ke gerakan cepat (slow to quick) sedangkan arah memiliki
konsep menggunakan kecepatan pada waktu dan ruang yang tepat.
Melalui
penjelasan sumber di atas dapat disimpulkan bahwa dalam permainan bolabasket
tempo atau irama permainan sangatlah penting. Karena gerakan pelan menuju ke
gerakan cepat akan mengejutkan lawan, sehingga akan lebih mudah untuk mlewati
lawan. Sedangkan gerakan cepat menuju gerakan pelan akan lebih mudah untuk
mengatur kembali serangan atau tindakan berikutnya.
c.
Quick
Turn
(pivot)
Kosasih
(2008: 6-7) menyatakan sebagai berikut.
Pivot adalah
perputaran tubuh dengan 1 (satu) kaki tumpuan yang tidak boleh berpindah tempat
dan penempatan berat badan 60% pada kaki tumpuan. Dalam melakukan gerakan fundamental, pivot sangat diperlukan untuk keseimbangan tubuh. Namun dalam perkembangan
bolabasket saat ini, pivot kurang
dilatih pada pemain pemula sehingga pada akhirnya pemain sering melakukan
kesalahan travelling. Pivot dibagi 2 jenis yaitu (1) Front turn, yakni pivot yang
menggerakkan kaki bukan penumpu dan keseluruhan badan kearah depan, (2) Rear turn, yakni pivot yang menggerakkan kaki bukan penumpu dan keseluruhan badan
kearah belakang.
Gambar
2.4 Front turn dan rear turn
(Sumber:
Kosasih, 2008: 7)
d. Quick stop
Kosasih (2008:
8) menyatakan sebagai berikut.
Quick stop dapat dibagi
menjadi dua yaitu (1) Jump stop,
yakni berhenti dari keadaan berlari atau slide
dalam posisi quick stance dengan dua
kaki bersamaan mendarat dilantai. Jump
stop lebih sering digunakan untuk menghemat waktu karena hanya menggunakan
satu hitungan (one count stop).
Biasanya posisi akhir yang didapat adalah parallel
stance, (2) stride stop, yakni
cara berhenti yang dilakukan dengan dua hitungan (two count stop). Kaki pertama mendarat dilantai pada hitungan
pertama dan dengan segera diikuti oleh kaki yang kedua pada hitungan yang
kedua. Biasanya yang akan didapatkan pada posisi akhir adalah slightly staggered stance.
Gambar
2.5 Jump stop dan stride stop
(Sumber: Kosasih, 2008: 8)
e. Quick jump
Kosasih (2008:9)
menyimpulkan sebagai berikut.
Jumping dibagi menjadi
3 (tiga) bagian yaitu (1) two-foot-power
jump, gerakan ini relatif lambat namun merupakan gerakan lompat yang paling
stabil. Gerakan ini digunakan pemain saat terjadi benturan tubuh (body cantac) diudara. Pemain harus
belajar untuk menggunakan momentum berlari ke quick stance, lalu jumping
sehingga mendapatkan daya yang besar, (2) Quick
jump, gerakan ini digunakan untuk menghemat waktu, menjaga keseimbangan ,
dan dilakukan pemaian saat memerlukan kecepatan untuk mengambil bola di udara.
Gerakan ini berguna jika akan melakukan lompatan yang kedua dengan cepat dan
seimbang sesaat setelah mendarat pada lompatan pertama. Pada gerakan ini tangan
biasanya pada posisi siap (lengan diatas pundak). Tekukan lutut pada gerakan
ini tidak sedalam two-foot-power-jump,
(3) One-foot jump, gerakan ini sangat
berguna unatuk mendapatkan lompatan maksimal. Pemain harus mengetahui cara
mendarat dengan baik karena gerakan ini relatif lebih beresiko daripada kedua
gerakan diatas. Gerakan ini umum digunakan pada saat pemain melakukan lay up.
Gambar
2.6 Quick jump dalam dasar body control
(Sumber: Kosasih, 2008: 9)
1.
Ball
handling
Ball handling
merupakan dasar dalam permainan bolabasket dan perlu diketahui bahwa permainan
bolabasket bukan sekedar dribble dan
menembak, juga membutuhkan keterampilan dalam mengolah bola. Sebelum kita
mendalami teknik-teknik dalam bermain bolabasket yang lain, kita harus
mendalami dulu dasar-dasar bermain bolabasket yang benar atau belajar basic dari permainan bolabasket tersebut
yaitu ball handling.
Belajar
menjadi ball handler yang bagus
sangat penting dilakukan untuk menjadi seorang pemain bolabasket yang hebat.
Semua kemampuan yang paling sulit dilakukan, termasuk shooting, passing, dan
dribbling selalu melibatkan ball
handling. Oleh karena itu kemahiran ball
handling sangat dibutuhkan dalam permainan bolabasket.
Beberapa macam gerakan ball handling adalah Around the legs, around the waist, around the head, combination, finger tips, thru the
legs catch ball, behind the back catch and bounce, dan side thru da legs.
Disahakan
setiap pemain memegang bola sendiri-sendiri. Jika tidak tersedia cukup
bolabasket, bisa diganti dengan bola yang lain, misalnya bola tenis. Ketika
melakukan drill, usahakan pandangan
mata tetap ke depan tanpa melihat bola, supaya pemain terbiasa dengan melakukan
ball handling tanpa melihat.
a) Around the legs
Hasan (2008:44)
menarik kesimpulan sebagai berikut.
Around the legs adalah latihan
memutarkan bola pada kaki. Tujuannya untuk melatih tubuh agar terbiasa dengan
gerakan-gerakan permainan bolabasket. Cara melakukan gerakan ini adalah (1)
Kaki rapat, (2) Rendahkan badan, (3) Putarkan bola secara melingkar diantara
kaki, (4) Lakukan gerakan tersebut searah jarum jam, (5) Lakukan gerakan ini
dengan variasi ke arah sebaliknya, (6) Lakukan latihan ini kira-kira 20 kali
hingga mahir.
Gambar
2.7 Around the legs untuk ball handling
(Sumber: Hasan, 2008: 44)
b) Around the waist
Around the waist adalah latihan
memutarkan bola pada pinggang. Tujuannya utuk melatih tubuh agar terbiasa
dengan gerakan-gerakan permainan bolabasket (Hasan, 2008:45).
Gambar
2.8 Around
the waist untuk ball handling
(Sumber: Kosasih, 2008: 18)
Cara melakukan gerakan ini menurut
Kosasih (2008:18) adalah sebagai barikut.
Pegang bola
dengan tangan kanan lalu pindahkan ke tangan kiri melalui pinggul. Lakukan secara
terus-menerus selama 30 detik, begitu pula sebaliknya”. Sedangkan Hasan
(2008:45) berpendapat “ Cara melakukan gerakan ini adalah (1) Posisi badan
tegak, (2) Badan rileks, (3) Kaki rapat, (4) Putarkan bola searah jarum jam
pada pinggang, (5) Lakukan gerakan tersebut dengan variasi ke arah sebaliknya,
(6) Lakukan latihan ini kira-kira 20 kali hingga kamu mahir.
c) Around the head
Around
the head adalah latihan memutarkan bola pada kepala. Tujuannya
untuk melatih tubuh agar terbiasa dengan gerakan-gerakan permainan bolabasket (Hasan,
2008:46)
.
Gambar
2.9 Around the head untuk ball handling
(Sumber: Kosasih, 2008: 18)
Menurut Kosasih (2008:18) cara
melakukan around the head “ Pegang
bola dengan tangan kanan lalu angkat kedua tangan diatas pundak, pindahkan bola
ke tangan kiri secara terus menerus selama 30 detik, begitu pila sebaliknya.
Sedangkan Hasan (2008:46) menyatakan “ Cara melakukan gerakan ini adalah (1)
Posisi badan tegak, (2) Badan rileks, (3) Kaki rapat, (4) Putarkan bola searah
jarum jam pada kepala dengan melewati bagian belakang leher, (5) Lakukan
gerakan ini dengan variasi kearah sebaliknya, (6) Lakukan latihan ini kira-kira
20 kali hingga mahir”.
d)
Combination
(Around the head, around the waist,
around the legs)
Pada umumnya gerakan ball handling kombinasi ini sangat
menyenangkan untuk dilakukan oleh pemain pemula, karena gerakan ini tidak
monoton.
Menurut Kosasih
(2008:19) cara melakukan gerakan combination
yaitu “ Putar bola melalui kepala, pinggul, dan kedua kaki dengan terus menerus
selama 30 detik, demikian juga dilakukan dengan arah kebalikannya”.
Sedangkan
menurut Hasan (2008:47) dalam bukunya mengenai around the head, around the
waist, around the legs, atau combination
menyatakan.
Combination adalah latihan
dari ketiga gerakan around the legs, around the waist, dan around the head. Tujuannya untuk melatih
tubuh agar terbiasa dengan gerakan-gerakan permainan bolabasket. Cara melakukan
gerakan ini adalah (1) Lakukan gerakan around
the legs, around the waist, dan around the head secara bergantian dan
berkelanjutan, (2) Lakukan gerakan dengan cepat, (3) Variasi gerakan dengan
menambah jumlah repetisi dalam masing-masing gerakan.
Gambar
2.10 Combination untuk ball handling
(Sumber: Hasan, 2008: 47)
e)
Finger
tips
Hasan (2008: 51) menarik kesimpulan
sebagai berikut.
Finger tips drill adalah latihan mengontrol bola
dengan ujung jari. Tujuannya untuk membiasakan jari-jari tangan dengan bola.
Cara melakukan erakan ini adalah (1) Pegang bola dengan kedua tangan, (2)
Lemparkan bola ke kiri dan ke kanan dengan jari-jari, (3) Pertahankan gerakan
ini, jangan menjatuhkan bola, (4) Lakukan latihan ini kira-kira 3 menit setiap
setnya, (5) Ulangi gerakan ini hingga mahir.
Gambar
2.11 Finger tips untuk ball handling
(Sumber:
Hasan, 2008: 51)
f) Thru the legs catch ball
Hasan (2008: 48) menyatakan bahwa.
Thru the legs catch ball adalah gerakan
menangkap bola pada sela-sela kaki. Tujuannya untuk melatih tubuh agar terbiasa
dengan gerakan thru the legs catch ball.
Cara melakukan gerakan ini adalah (1) Posisi tubuh rendah, badan agak
membungkuk dan kaki agak ditekuk, (2) Lepaskan bola, lalu tangkaplah bola
sebelum menyentuh lantai, (3) Tangkaplah bola dengan kedua tangan yang berada
pada satu sisi kaki saja (seperti melakukan cross
over), (4) Lakuakn latiha ini dengan variasi posisi kaki, kaki kanan, lalu
kaki kiri, atau sebaliknya, (5) Lakukan gerakan ini dengan beberapa repetisi
hingga mahir.
Gambar
2.12 Thru the legs catch ball untuk ball handling
(Sumber: Hasan, 2008: 48)
g)
Behind
the back catch and bounce
Hasan (2008: 49)
dalam bukunya berpendapat sebagai berikut.
Behind the back catch and bounce adalah gerakan
menjatuhkan bola di belakang tubuh kemudian dapat menagkap bola kembali.
Tujuannya untuk melatih tubuh agar terbiasa dengan gerakan behind the back dan melatih reflek dalam menangkap bola. Cara
melakukan gerakan ini adalah (1) Posisi tubuh rendah, (2) Taruh bola pada
belakang tubuh, (3) Jatuhkan bola dengan cara kedua tangan mengayun kedepan dan
biarkan bola memantul sekali, (4) Sebelum bola jatuh kembali, tangkap bola
dengan kedua tangan, (6) Lakukan gerakan ini dengan beberapa repetisi hingga
mahir.
Gambar
2.13 Behind the back catch and bounce
untuk ball handling
(Sumber: Hasan, 2008: 49)
h) Side thru da legs
Menurut Hasan (2008: 50) dalam bukunya
berpendapat tentang gerakan ballhandling side
thru da legs sebagai berikut.
Side thru da
legs
adalah gerakan memutarkan bola pada sela-sela kaki. Tujuannya untuk melatih
tubuh agar terbiasa dengan gerakan-gerakan permainan bolabasket, sekaligus
melatih reflek dalam mengontrol bola. Cara melakukan gerakan ini adalah (1) Badan
sedikit membungkuk dan mengarahkan pandangan kedepan, (2) Posisi kaki kanan dan
posisi kaki kiri dibelakang, (3) Buatlah posisi kuda-kuda rileks, (4) Putar
bola mengelilingi kaki dengan dibantu kedua tangan, (5) Melakukan variasi kaki
dalam melakukan gerakan ini (kaki kanan atau kaki kiri), (6) Lakukan gerakan
ini dalam beberapa repetisi hingga mahir.
Gambar
2.14 Side thru da legs untuk ball handling
(Sumber: Hasan, 2008: 50)
2.
Dribbling
(menggiring
bola)
Menggiring
bola adalah membawa lari bola kesegala arah sesuai dengan peraturan yang ada
(Ahmadi, 2007: 17). Menurut Hasan (2008: 52) yaitu “ Dribbling technique adalah teknik menggiring bola dengan tujuan
agar dapat mengontrol bola dengan baik dan bola tidak mudah direbut oleh lawan”.
Sedangkan Kosasih (2008: 38) menyatakan “ Dribble
pada dasarnya adalah gerakan yang harus mengarah pada ring”.
Situasi
saat pemain memegang bola dan belum melakukan dribble sering disebut dengan bola hidup. Pemain harus belajar
melakukan dribble tanpa melihat bola,
dan membiasakan mata melihat keseluruh/sekeliling lapangan. Dribble pada dasarnya merupakan gerakan
yang harus mengarah pada ring, namun
dribble juga menjadi cara untuk membuka peluang bagi pemain lain agar bias
membuka ruang untuk mencetak poin.
Dribble dilakukan dengan menggunakan
kekuatan dari siku, pergelangan tangan, telapak tangan, jari-jari, dan sedikit
bantuan dari bahu. Jari-jari harus selalu rileks tetapi tegas menekan bola (
Kosasih, 2008: 38 ).
Gambar
2.15 Teknik dasar Dribble
(Sumber:
Kosasih, 2008: 37)
Dribble
yang legal/diperbolehkan yaitu selama
posisi tangan tidak berada di bawah bola dan bola harus meninggalkan tangan
sebelum kaki tumpuan (foot pivot)
berpindah posisi (Kosasih, 2008: 39).
Gambar
2.16 Posisi Tangan Legal dan Illegal dribble
(Sumber:
Kosasih, 2008: 39)
Kosasih (2008: 38) berpendapat.
Pada saat
berhenti melakukan dribble, posisi
yang dianjurkan adalah quick stop
dengan tujuan untuk menghindari travelling.
Tangan yang lemah dalam dribble harus
terus dilatih agar seimbang antara kemampuan dribble tangan kanan dan dribble
tangan kiri. Tangan yang tidak melakukan
dribble digunakan untuk melindungi bola dari defender.
Sebelum melakukan dribble pemain harus tahu apa tujuan yang akan diambil. Tujuan pada
umumnya adalah untuk melewati defender
dan mencetak point. Kebiasaan pemain
melakukan dribble di tempat atau
melakukan drible sekali dua kali dribble adalah kebiasaan yang harus
dihilangkan, karena jika bola mati maka defender
akan lebih mudah untuk merebut bola. Penggunaan dribble harus mempunyai tujuan yang jelas, paling tidak dribble yang digunakan mampu merubah
arah pergerakan defender. Dalam pertandingan,
keterampilan dribble yang dilakukan
dengan baik dapat meningkatkan potensi menyerang dengan berbagai cara.
3. Passing
(operan) dan Catching (menangkap)
a. Passing
(operan)
Passing technique adalah gerakan
latihan-latihan dasar dalam mengoper bola dengan tujuan untuk menciptakan kerjasama
kepada rekan satu tim (Hasan, 2008: 81). Olahraga Kita dalam situs (http://ciluman.blogspot.com/2011/03/teknik-passing-adalah-usaha-ataupun.html) yang diakses pada
November menyimpulkan” passing adalah usaha ataupun upaya
seorang pemain dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujannya
adalah untuk mengoperkan bola yang dimainkan kepada teman seregunya”.
Pada
umumnya teknik dasar passing sering
diabaikan untuk dilatih, sehingga kemampuan pemain untuk melakukan passing kurang terampil. Passing harus
terus dikembangkan untuk mendukung kerjasama tim agar nial-nilai permainan bisa
terlihat. Salah satu nilai yang harus ditekankan kepada pemain adalah passing merupakan skill yang tercepat dan terbaik untuk mengubah arah serangan.
Menurut Kosasih (2008:26) beberapa
elemen dasar dalam passing yang harus
dikembangkan agar persentase turnover
bisa ditekan. Elemen dasar tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Kecepatan,
bola yang di-passing harus tajam,
cepat, tidak terlalu keras, dan tidak terlalu pelan, (2) Target, setiap pasing
haruslah tepat/akurat pada target yang spesifik. Bukan hanya orang yang akan
di-pasing, tetapi sasaran /target tangan peminta bola, (3) Timing, bola harus
sampai pada penerima disaat yang tepat, tidak sebelum atau sesudahnya, (4)
Trik, pemain yang melakukan passing harus
berusaha menggunakan tipuan unutk mengelabiu defender. Biasanya defender tertipu saat kita meggunakan tipuan
mata, (5) Komunikasi antar pemain sangat diperlukan untuk mengurangi resiko turnover (komunikasi mata, suara,
sinyal, dll).
Umpan yang tepat adalah salah satu kunci
keberhasilan serangan sebuah tim dan penentu dari tembakan yang berpeluang
besar untuk mencetak angka. Seorang pengumpan yang terampil mampu melihat
seluruh lapangan, mengantisipasi perkembangan dalam pertandingan yang penuh
dengan pola penyerangan dan dapat memberikan bola kepada rekan satu tim pada
saat yang tepat. Masing-masing situasi pertandingan membutuhkan umpan yang
berbeda. Selama pertandingan, para pemain penyerang mampu memberikan umpan yang
tepat, baik kepada rekan yang tidak bergerak maupun kepada rekan yang bergerak
untuk mencari peluang. Umpan-umpan yang cepat dan tepat sangat efektif untuk
membongkar para pemain lawan dalam bertahan.
b. Chest pass
(operan dada)
Chest pass adalah gerakan mengoper bola
se-level dada. Tujuannya agar bola
yang dioper dapat mudah diterima dengan baik oleh rekan satu tim (Hasan, 2008: 81).
Menurut Kosasih (2008: 28) menyebutkan “ Chest
pass adalah jenis passing yang
paling efektif apalagi pada saat pemain tidak dijaga”.
Operan
dada dengan dua tangan merupakan operan yang sering digunakan dalam
pertandingan bolabasket. Operan ini sangat bermanfaat untuk jarak pendek dengan
perhitungan kecepatan, kecermatan, dimana teman yang akan menerima tidak
terjaga ketat oleh defender. Kosasih ( 2008:
28 ) megatakan “ Urutan teknik cest pass
dimulai dengan posisi triple threat
dan pada saat memegang bola ibu jari menghadap ke atas. Arah putaran bola
adalah back spin atau memutar
kebelakang.
Gambar
2.17 Cest pass (operan dada)
(Sumber: Kosasih, 2008: 28)
c. Bounce pass
(Operan pantul)
Bounce pass adalah gerakan mengoper bola
dengan cara memantulkan dengan tujuan agar bola tidak direbut oleh lawan (Hasan,
2008: 82).
Dalam bukunya Kosasih (2008:29)
berpendapat.
Passing ini direkomendasikan untuk digunakan
pada sasaran yang melakukan backdoor cut
dan pada saat pemain di-trap sehingga
kesulitan mencari passing line.
Gerakan yang dilakukan hampir sama dengan chest
pass, hanya saja arah bola dipantulkan ke lantai 2/3 dari jarak penerima
bola. Passer perlu memperkirakan agar
nantinya bola memantul ke arah pinggul penerima.
Bounce
pass
pada umumnya digunakan untuk menghadapi lawan yg mempunyai ukuran badan lebih
tinggi dan posisi defender pada saat
sedikit merenggang. Biasanya operan ini digunakan untuk menerobos pertahan
lawan dengan tujuan mengoper bola kepada pemain post atau pemain bawah.
Gambar
2.18 Bounce pass (operan pantul)
(Sumber:
Kosasih, 2008: 29)
d.
Over the head pass (operan dari atas
kepala)
Over the head pass adalah gerakan
mengoper bola yang digunakan apabila rekan yang akan di-passing terhalangi lawan sehingga membutuhkan bola yang melambung (Hasan,
2008:84). Pada umumnya over head pass
digunakan oleh pemain yang mempunyai postur badan tinggi untuk menggerakkan
bola diatas hingga lawan tidak bisa melakukan interceps bola. Over head pass
sangat efektif saat tim defender menggunakan
zone defense. Operan ini dilakukan
pada saat passer dijaga ketat oleh defender dengan posisi sedikit merunduk.
Gambar
2.19 Over the head pass (operan dari
atas kepala)
(Sumber: Kosasih, 2008: 29)
Kosasih (2008:29) menyimpulkan.
Beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dalam melakukan over
head pass
adalah
(1) Mempertahankan posisi siku setinggi kepala, bahu sebagai penopang siku (2)
kuatan dorongan over head pass
terletak pada bagian siku, pergelangan tangan, dan jari-jari, (3) Posisi awal
ibu jari menghadap ke belakang dan posisi akhir menghadap kebelakang, (4) Arah
bola keatas melewati atas kepala lawan.
e. Baseball
pass (operan samping kepala)
Hasan (2008: 83) menrik kesimpulan.
Baseball pass adalah gerakan mengoper bola yang
digunakan apabila rekan berada pada jarak yang cukup jauh, sehingga dalam
melakukan gerakan ini membutuhkan tenaga ekstra. Gerakan ini mirip seorang pitcher yang melakukan lemparan bola. Operan
ini berfungsi untuk megoper pada jarak yang cukup jauh olehkarena itu
dibutuhkan akurasi lemparan yang cukup baik. Cara melakukan gerakan ini adalah
(1) Usahakan jarak antara passer dan partner cukup, (2) Lemparlah bola dengan
satu tangan seakan-akan melempar bola kasti, (3) tubuh harus mengikuti arah
lemparan bola (jangan melempar dengan kaku), (4) Pastikan bola sampai dengan
tepat, tidak kurang atau tidak melebihi dari jarak partner, (5) Kontrol bola dengan jari-jari dan pergelangan tangan,
(6) Setelah mengoper bola, posisi tangan harus lurus kedepan, (7) Terima bola
dengan telapak tangan terbuka untuk menghindari bentrok antara jari dan bola,
(8) Variasi latihan dengan memainkan jarak antara passer dan partner, (9)
Lakukan latihan ini hingga mahir.
Gambar
2.20 Baseball pass (operan samping
kepala)
(Sumber: Kosasih, 2008: 30)
Baseball
pass
sering digunakan untuk melakukan passing
jarak jauh. Dengan tujuan serangan cepat dan kilat. Pada posisi awal pemain
menempatkan bola di samping kepala dan posisi kaki tidak sejajar dan melempar
dengan kekuatan yang diinginkan sehingga bola tepat pada sasaran yang
diinginkan.
f. Hand off pass
Jenis
passing ini digunakan pada saat
pemain menguasai bola dalam keadaan bola mati, sehingga defender berusaha merebut bola. Hand
off pass diaplikasikan dengan menggunakan pivot atau salah satu kaki menumpu untuk menghindari travelling pada saat bola direbut oleh defender. Penerima harus mendekati
bola atau menjemput bola dari rekan satu tim, sehingga penguasa bola hanya
memberikan bola tanpa melempar bola.
Gambar 2.21 Hand off
pass (operan dengan memberikan bola tanpa melempar)
(Sumber:
Kosasih, 2008: 31)
g. Prinsip
menangkap bola (catching)
Prinsip catching adalah bagaimana pemain
dapat menerima bola dengan tepat pada posisi quick stance (Kosasih, 2008:33). Menjemput bola suatu keharusan
dalam catching, saat pemain menjemput
bola dan memperkirakan bahwa defender
yang mengikuti tidak dapat melakukan intercept.
Dalam catching harus menggunakan kedua
tangan dan dalam keadaan siap menerima bola dengan menjemput kearah bola.
Menurut Kosasih (2008:33) gerakan tangan
pada saat menjemput bola dapat dibedakan menjadi 3 yaitu.
(1) Two hands up, yakni posisi tangan siap
menerima bola yang mengarah pada pinggul keatas. Posisi ibu jari saling
berhadapan, (2) Two hands down, yakni
posisi tangan siap menerima bola yang mengarah pada pinggul kebawah. Posisi ibu
jari menghadap keatas, (3) Bolock and
tuck, yakni gerakan tangan jika passing melebar dari target. Penerima bola
harus mengabil satu langkah pivot dan
menggapai bola dengan satu tangan lalu dengan segera memegangnya dengan kedua
tangan.
Gambar
2.22 Two hands up, two hands down, block
and tuck
(Sumber: Kosasih, 2008: 33)
4.
Shooting
(tembakan)
Persatuan
Bolabasket Seluruh Indonesia (2006:18) menjabarkan bahwa menembak adalah
gerakan terakhir yang digunakan untuk mendapatkan poin. Sedangkan Hasan
(2008:75) mengatakan “shooting technique
adalah gerakan latihan-latihan dasar dalam menembak bola ke dalam keranjang”.
Menurut Hasan (2008: 76) dalam melakukan
tembakan, beberapa hal yang harus diperatikan sebelum menembakkan bola adalah
B-E-E-F.
Balance (seimbang) adalah posisi keseimbangan
badan dalam melakukan tembakan. Elbow
adalah posisi tangan membentuk huruf “L” dengan sudut kemiringan 90 derajat. Eyes adalah mata yang focus pada satu titik, yaitu
ditengah-tengah dari ring basket. Follow
through adalah posisi tubuh keseluruhan dalam melepaskan tembakan.
Cara
melakukan gerakan ini adalah (1) Posisi tubuh stabil, (2) Rendahkan tubuh dengan
menekuk lutut, (3) Ketika hendak menembak, seiring tangan yang naik, tubuh juga
ikut naik, (4) Lepaskan bola sewaktu tubuh mencapai titik tertinggi, (5)
Biarkan bola mengalir dengan bembiarkan posisi tangan tetap menjulur ke depan
(Hasan, 2008: 77).
Gambar
2.23 BEEF dalam gerakan shooting
(Sumber: Hasan, 2008: 76)
Persentase dalam shhoting (field goal) yang
dikemukakan Kosasih (2008: 46) yaitu.
Adalah sangat
penting mengajarkan pada setiap pemain bukan hanya menjadi shooter tetapi menjadi scorer (pencetak angka). Agar memperoleh
persentase yang baik dalam shooting,
pemain harus dilatih melakukan shooting
di beberapa titik. Untuk pemula, lakukanlah latihan shooting di titik-titik yang dekat dengan ring. Dengan prinsip 3D(Do it right, Do it quickly, Do it at the
time), lakukanlah shooting dengan
benar dan jarak yang masih dapat dijangkau. Saat persentase sudah cukup baik,
berpindahlah pada titik dengan jarak yg lebih jauh.
IMBTC drill for better exercise